Perjalanan yg lumayan jauh menciptakan ayah dan anak itu lumayan kelelahan. sampai tidak dengan sengaja sang anak tercekluk dan nyaris luntur. bersama refleks anak itu berteriak dikarenakan takjub. “ Waaaaahhhhh...”. tapi sang ayah dgn bergas merampas tangan anaknya dan membantunya terhadap pun berdiri. Anak itu tertegun, ada objek yg di fikirkanya. dirinya mau coba semula. “Haaaaaaiiiiiiii....”. sorakanak itu berasal atas gunung. dulu bersumber kejauhan terdengar nada yg sama mengganjar teriakanya.” Haaaaaaiiiii...”. anak itu makin penasaran.
“Siaaapaaaaa kaaaammmuuuuuu...?”. teriaknya terus. Dan bersumber lokasi yg jauh berulang terdengar faktor yg sama sedang “ Siaaapaaaaa kaaammmuuuuu...? “. Anak itu makin tidak paham, beliau makin di terhadap penasaran oleh awal asal nada itu. “ saya tanya bagi mu, siapa saja nama mu?”. sorak anak itu masih. Dan lagi-lagi ia menerima kesan yg mirip. Anak itu di pada menyolot oleh nada yg tidak terang itu.
“ anda tuli ya? anda miring? sorak anak itu kembali. Tapi kesan yg beliau terima terus sama bersama apa yg di ucapkanya. Anak itu makin sewot. anda� mengejek ku ya? Ku plester sama ayah ku bila anda satria. teriaknya masih. Dan lagi-lagi dirinya mewarisi tanggapan yg mirip. menonton tingkah perbuatan anaknya, sang ayah cuma dapat tersenyum. seterusnya beliau mengakibatkan anaknya itu pada mendekat. “Nak.. semestinya anda sorak begini.. anda rupawan. anda baik.. anda anak yg jelita. Kata ayahnya.
Sang anak lagi mengobral kata-kata ayahnya. Dan anehnya, ia mendengar nada di seberang sana kembali mengumpak ia. lantaran rasa penasaran, sang anak lagi dulu tanya terhadap ayahnya. “ semestinya ia itu siapa-siapa yah? mengapa ia menjiplak seluruh yg saya katakan?’. bertanya sang anak. Sang ayah masih dulu memaparkan. “ Itu yakni gema nada nak.. gema bersumber nada mu yg di pantulkan oleh tebing dan kolong di gunung ini. beliau ganjar tiap apa yg anda katakan. apabila anda bicara baik, maka ia tengah bakal menjawab baik. kalau anda berbicara jelek, maka dirinya semula dapat menjawab faktor yg jelek pun. lantaran ia tertubuh semenjak apa yg anda katakan solo�
“Siaaapaaaaa kaaaammmuuuuuu...?”. teriaknya terus. Dan bersumber lokasi yg jauh berulang terdengar faktor yg sama sedang “ Siaaapaaaaa kaaammmuuuuu...? “. Anak itu makin tidak paham, beliau makin di terhadap penasaran oleh awal asal nada itu. “ saya tanya bagi mu, siapa saja nama mu?”. sorak anak itu masih. Dan lagi-lagi ia menerima kesan yg mirip. Anak itu di pada menyolot oleh nada yg tidak terang itu.
“ anda tuli ya? anda miring? sorak anak itu kembali. Tapi kesan yg beliau terima terus sama bersama apa yg di ucapkanya. Anak itu makin sewot. anda� mengejek ku ya? Ku plester sama ayah ku bila anda satria. teriaknya masih. Dan lagi-lagi dirinya mewarisi tanggapan yg mirip. menonton tingkah perbuatan anaknya, sang ayah cuma dapat tersenyum. seterusnya beliau mengakibatkan anaknya itu pada mendekat. “Nak.. semestinya anda sorak begini.. anda rupawan. anda baik.. anda anak yg jelita. Kata ayahnya.
Sang anak lagi mengobral kata-kata ayahnya. Dan anehnya, ia mendengar nada di seberang sana kembali mengumpak ia. lantaran rasa penasaran, sang anak lagi dulu tanya terhadap ayahnya. “ semestinya ia itu siapa-siapa yah? mengapa ia menjiplak seluruh yg saya katakan?’. bertanya sang anak. Sang ayah masih dulu memaparkan. “ Itu yakni gema nada nak.. gema bersumber nada mu yg di pantulkan oleh tebing dan kolong di gunung ini. beliau ganjar tiap apa yg anda katakan. apabila anda bicara baik, maka ia tengah bakal menjawab baik. kalau anda berbicara jelek, maka dirinya semula dapat menjawab faktor yg jelek pun. lantaran ia tertubuh semenjak apa yg anda katakan solo�
“Begitupun hidup.. dalam kehidupan, kamu akan menuai apa yang kamu tanam. Jika kamu berbuat baik pada sesama, maka kamu akan mendapat balasan yang baik pula. Jika kamu berbuat jahat pada sesama, maka kamu pun akan mendapat balasan yang serupa juga”. Jelas sang ayah. Dan anak itu pun mulai mengerti makna dari sebuah kehidupan. Karena sebenarnya, kehidupan adalah gambaran dari imbal balik apa yang kita lakukan.
Kisah Anak dan Ayah yang Bijaksana
Reviewed by Unknown
on
Februari 03, 2018
Rating:
Tidak ada komentar: